Mulut ini dicipta oleh Allah adalah untuk mengatakan perkataan baik seperti membaca Al-Quran berzikir, berkata benar dan sebagainya. Mencarut bukan benda yang main-main, ALLAH sangat membenci orang yang suka mencarut. Malah Rasululullah sendiri pernah bersabda dalam hadith di dalam sahih Muslim :
Diriwayatkan daripada Abdullah Ibnu Mas'ud r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Bukan dari golongan kami orang yang menampar pipinya, mengoyak-ngoyak saku bajunya atau berdoa dengan doa orang-orang jahiliah
Berdoa dengan doa orang-orang jahiliyah yang dimaksudkan dalam hadith tersebut ialah mencarut. Bayangkanlah kebencian Rasulullah terhadap orang-orang yang mencarut sehinggakan baginda tidak mengaku umatnya. Mampukah kita selamat di akhirat kelak tanpa mendapat label sebagai seorang umat Rasulullah.
Cukupkah amalan kita untuk masuk ke syurga jika Rasulullah tak mengaku kita sebagai umat? Syafaat (privillege) umat Rasulullah amat besar di akhirat kelak, maka rugilah kita sebagai umat Rasulullah secara automatik, tidak diakui oleh Rasulullah sebagai umatnya.
Mencarut boleh jadi dalam berbagai bentuk, boleh jadi dalam bentuk percakapan bahkan untuk zaman yang serba canggih, internet dan komputer ini, penulisan di blog ataupun di laman web sosial seperti Facebook dan sebagainya menjadi media untuk mereka meluahkan perasaan mereka. Semakin lama semakin mudah untuk kita mencarut. Sehinggakan seorang yang bisu, buta pun boleh mencarut.
Ingatlah, perbuatan yang keji dan terkutuk ini tak sepatutnya ada pada kita sebagai umat islam dan umat Rasulullah. Hidup kita takkan menjadi berkat jika kita dibenci. Bukan hanya dibenci orang, malah ALLAH dan RasulNya pun membencinya. Mana lagi ruang kita nak cari untuk mencari keberkatan?
Dari keberkatan lah kita akan dapat kebahagiaan dunia dan diakhirat, kebahagiaan rumahtangga. Masakan isteri atau suami kita menyukai kita mencarut? selesa dengan cara hidup kita dengan mencarut? Kebahagiaan melalui perkataan carutan? Ada ke? Fikirkanlah.
Kita nak hidup cool, macho, chill, urban, sempoi, chic or wutever term boleh, tapi ada batasannya.
Olahan artikel ibnulatef dari iLuvislam.com
Diriwayatkan daripada Abdullah Ibnu Mas'ud r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Bukan dari golongan kami orang yang menampar pipinya, mengoyak-ngoyak saku bajunya atau berdoa dengan doa orang-orang jahiliah
Berdoa dengan doa orang-orang jahiliyah yang dimaksudkan dalam hadith tersebut ialah mencarut. Bayangkanlah kebencian Rasulullah terhadap orang-orang yang mencarut sehinggakan baginda tidak mengaku umatnya. Mampukah kita selamat di akhirat kelak tanpa mendapat label sebagai seorang umat Rasulullah.
Cukupkah amalan kita untuk masuk ke syurga jika Rasulullah tak mengaku kita sebagai umat? Syafaat (privillege) umat Rasulullah amat besar di akhirat kelak, maka rugilah kita sebagai umat Rasulullah secara automatik, tidak diakui oleh Rasulullah sebagai umatnya.
Mencarut boleh jadi dalam berbagai bentuk, boleh jadi dalam bentuk percakapan bahkan untuk zaman yang serba canggih, internet dan komputer ini, penulisan di blog ataupun di laman web sosial seperti Facebook dan sebagainya menjadi media untuk mereka meluahkan perasaan mereka. Semakin lama semakin mudah untuk kita mencarut. Sehinggakan seorang yang bisu, buta pun boleh mencarut.
Ingatlah, perbuatan yang keji dan terkutuk ini tak sepatutnya ada pada kita sebagai umat islam dan umat Rasulullah. Hidup kita takkan menjadi berkat jika kita dibenci. Bukan hanya dibenci orang, malah ALLAH dan RasulNya pun membencinya. Mana lagi ruang kita nak cari untuk mencari keberkatan?
Dari keberkatan lah kita akan dapat kebahagiaan dunia dan diakhirat, kebahagiaan rumahtangga. Masakan isteri atau suami kita menyukai kita mencarut? selesa dengan cara hidup kita dengan mencarut? Kebahagiaan melalui perkataan carutan? Ada ke? Fikirkanlah.
Kita nak hidup cool, macho, chill, urban, sempoi, chic or wutever term boleh, tapi ada batasannya.
Olahan artikel ibnulatef dari iLuvislam.com