Hendaklah kalian menghindari tajassus, yakni mencari-cari keaiban orang lain yang tertutup. Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain.” (Surah al-Hujuraat:12)
Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, “Barangsiapa yang mencari-cari keburukan saudaranya maka Allah pasti mencari-cari kesalahannya dan barangsiapa yang mencari-cari keburukan saudaranya nescaya Allah akan membuka keaibannya sekalipun -keaiban itu- di dalam rumahnya sendiri.” (Hadits riwayat: at-Tirmidhi dan Ibnu Hibban)
Hendaklah kalian juga selalu menutup keburukan orang-orang Islam, tidak menyebut-nyebutnya dan menyebarluaskannya. Allah Ta'ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.” (Surah an-Nuur: 19)
Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, “Barangsiapa yang menutup (keaiban) seorang Muslim maka Allah pasti menutupi keaibannya di dunia dan di akhirat.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, at-Tirmidhi, an-Nasa`i dan Ibnu Majah)
Tidaklah yang sering membicarakan keaiban orang lain, menyebut-nyebut kesalahannya dan membuka keburukannya kecuali orang-orang munafik yang dimurkai.
Kemudian wajib bagi seorang Muslim apabila melihat suatu keburukan saudaranya yang muslim, untuk menutupinya di samping menasihatinya secara rahsia dengan lemah lembut dan kasih sayang. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Dan Allah selalu menolong hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim dan empat ashhab as-Sunan)
(sumber: http://al-fanshuri.blogspot.com)
Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, “Barangsiapa yang mencari-cari keburukan saudaranya maka Allah pasti mencari-cari kesalahannya dan barangsiapa yang mencari-cari keburukan saudaranya nescaya Allah akan membuka keaibannya sekalipun -keaiban itu- di dalam rumahnya sendiri.” (Hadits riwayat: at-Tirmidhi dan Ibnu Hibban)
Hendaklah kalian juga selalu menutup keburukan orang-orang Islam, tidak menyebut-nyebutnya dan menyebarluaskannya. Allah Ta'ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.” (Surah an-Nuur: 19)
Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, “Barangsiapa yang menutup (keaiban) seorang Muslim maka Allah pasti menutupi keaibannya di dunia dan di akhirat.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, at-Tirmidhi, an-Nasa`i dan Ibnu Majah)
Tidaklah yang sering membicarakan keaiban orang lain, menyebut-nyebut kesalahannya dan membuka keburukannya kecuali orang-orang munafik yang dimurkai.
Kemudian wajib bagi seorang Muslim apabila melihat suatu keburukan saudaranya yang muslim, untuk menutupinya di samping menasihatinya secara rahsia dengan lemah lembut dan kasih sayang. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Dan Allah selalu menolong hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim dan empat ashhab as-Sunan)
(sumber: http://al-fanshuri.blogspot.com)
4 ulasan:
Astaghfirullah.. sy terfikir entri sy ttg cite kamal dan idris tu, ia adalah cite benar adakah cite tu mengaibkan?. Cuma nama2 tu ditukar.
Pada saya kisah sebegitu perlu dihebahkan utk iktibar bersama, dan cara puan menghebahkan dengan tidak mendedahkan personaliti sebenar orang tersebut adalah cara yang tepat.
Wallahhua'lam
Menutup keaiban orang lain sama seperti menutuk keaiban diri sendiri kerana sesugguhnya kita sesama muslim adalah bersaudara...
Salam Zool..
Sememangnya dlm agama kita juga melarang kita banyak bercakap berkenaan perkara yg tidak perlu kerana lebih banyak keburukan dari kearah kebaikan, terkadang secara tidak langsung akan tercakap tentang hal2 keaiban oranglain yg mana ceritanya selalu boleh menarik ramai peminat utk turut tumpang bercerita dan ditokok tambah sehingga menjadi fitnah pula..
Catat Ulasan